JAGADGROUP – Bioskop Permata Yogyakarta, yang berdiri sejak tahun 1940-an, memiliki sejarah panjang sebagai salah satu ikon budaya di Jogja. Tidak hanya tempat menonton film, tetapi juga menjadi saksi bisu berbagai kenangan romantis dan keisengan anak muda di Yogyakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, kejayaan Bioskop mulai memudar, hingga akhirnya sebuah mural berjudul “Matahari” menjadi titik terang yang memberikan kehidupan baru bagi gedung legendaris ini.
Sejarah Bioskop Permata Jogja
Pada awal berdirinya, Bioskop Permata tidak hanya dikenal sebagai tempat menonton film, tetapi juga menjadi pusat kehidupan sosial anak-anak muda Jogja. Lokasinya yang berada di Jalan Sultan Agung menjadikannya sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi, menjadikan kawasan tersebut dikenal luas dengan sebutan “Wilayah Permata”. Di era 60 hingga 70-an, Bioskop menjadi tempat wajib bagi anak muda Jogja, serupa dengan mall atau kafe di masa sekarang. Bioskop ini memutar film-film Indonesia fenomenal seperti Badai Pasti Berlalu dan Gita Cinta di SMA yang sukses di pasaran.
Namun, seperti halnya waktu yang terus berjalan, kejayaan bioskop ini pun mulai meredup. Pada beberapa dekade terakhir, Bioskop Permata tidak lagi menjadi tempat pemutaran film-film berkualitas, melainkan lebih dikenal karena memutar film-film dengan tema yang jauh dari reputasi sebelumnya. Penurunan kualitas ini membuat keberadaannya seolah terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Jogja. Gedung bioskop yang dulu megah kini sering kali hanya dilirik sekilas oleh orang-orang yang lewat.
Mural “Matahari”: Terang di Tengah Senja Bioskop Permata
Untungnya, sebuah komunitas seni bernama Apotik Komik melakukan langkah kreatif untuk menghidupkan kembali Bioskop Permata melalui seni mural. Dalam proyek bersama seniman mural asal San Fransisco, salah satunya adalah Aaron Noble, mural berjudul “Matahari” pun hadir di dinding Bioskop sebagai simbol peremajaan.
Mural yang terletak di dinding barat Bioskop Permata ini menggambarkan sebuah superhero yang merupakan hasil imajinasi Aaron Noble. Sebagai muralis yang tumbuh besar dengan film-film superhero, Aaron berusaha menciptakan sosok superhero yang menggabungkan unsur-unsur kekuatan superhero Amerika dan Indonesia. Meskipun tidak ada kejelasan siapa yang digabungkan dalam karakter ini, superhero yang digambarkan dalam mural tersebut tampak sedang berperang melawan musuh bebuyutannya, dengan kekuatan luar biasa, serta simbol pisau yang berbentuk tanduk dan dihiasi pita-pita yang melingkar.
Awalnya, desain pisau yang digenggam oleh superhero terlihat mengkilat, namun akhirnya dilakukan perubahan kecil pada desainnya, dengan mengganti pisau menjadi tanduk kerbau untuk menghindari kesan gelap yang terlalu kuat, mengingat Bioskop Permata dikenal dengan film-film asmara pada masa lalu.
Makna di Balik Mural “Matahari”
Mural “Matahari” bukan hanya sebuah karya seni yang indah dan penuh warna, tetapi juga simbol dari harapan yang diberikan pada Bioskop Permata yang sudah mulai terlupakan. Gambar superhero yang tangguh, dengan latar belakang ungu yang kuat, berusaha memberi terang pada gedung yang sudah memasuki senjakala. Mural ini memberikan harapan bahwa seperti matahari yang terbit setiap pagi, Bioskop Permata pun memiliki potensi untuk bangkit kembali.
Menurut Samuel Indratma, salah satu pentolan Apotik Komik yang terlibat dalam proyek mural ini, karya seni tersebut bisa ditafsirkan berbeda oleh setiap orang yang melihatnya. Hal inilah yang membuat mural ini semakin menarik, karena setiap penonton bisa mendapatkan makna yang berbeda dari gambar tersebut.
Menikmati Keindahan Mural “Matahari” di Gedung Ex Bioskop Permata
Bagi Anda yang penasaran ingin melihat langsung karya mural “Matahari” yang ikonik ini, cukup berjalan ke timur dari perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Setelah itu, belok kiri pada persimpangan kedua, dan Anda akan melihat mural yang terletak di dinding barat gedung Bioskop Permata. Mural ini menjadi daya tarik utama gedung yang kini dikenal dengan sebutan gedung ex Bioskop.
Selain itu, Anda juga bisa masuk ke dalam gedung dan merasakan nostalgia zaman dulu dengan melihat aktivitas para operator mesin pemutar rol film yang sudah berusia puluhan tahun. Bagi yang ingin menikmati suasana klasik, Anda bisa menonton film di Bioskop Permata yang masih memutar film setiap hari pada pukul 10.00, 15.00, 17.00, dan 21.00.
Di sekitar area Bioskop Permata, Anda juga bisa menemukan Gudeg Depan Bioskop , yang terkenal dengan kelezatannya. Jika Anda ingin menikmati gudeg khas Jogja, maka menikmati seporsi Gudeg Bioskop sambil menyaksikan keindahan mural ini adalah pilihan yang sempurna.
Kesimpulan: Sejarah dan Keindahan Mural di Gedung Bioskop Permata
Mural “Matahari” di Bioskop Permata bukan hanya sekadar karya seni yang memperindah dinding gedung tersebut, tetapi juga simbol dari harapan baru bagi keberlanjutan sejarah Bioskop Yogyakarta. Mural ini memberikan nuansa baru bagi gedung yang pernah menjadi pusat budaya dan hiburan di Jogja, sekaligus mengingatkan kita akan kejayaan masa lalu Bioskop yang dulu menjadi tempat berkumpulnya anak-anak muda Jogja.
Bagi para pengunjung yang ingin menghidupkan kembali kenangan atau sekadar menikmati keindahan seni, Bioskop dan mural “Matahari” adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan sejarah, seni, dan cita rasa kuliner khas Jogja di sekitar gedung legendaris ini.
Leave a Reply